Jumat, 22 Desember 2017

Analisis Kasus dan Jenis - jenis Audit

Analisis Kasus

Menurut saya, dalam kasus tersebut, banyak sekali pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pelanggaran kode etik sebagai ketua instansi maupun pidana karena terduga korupsi. Terjadinya pelanggaran biasanya disebabkan oleh dua faktor, faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor di dalam diri pelaku para pelanggar seperti sifat, etika serta psikologis dalam diri. Sedangkan, faktor eksternal merupakan faktor-fakor diluar diri pelaku seperti faktor lingkungan yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindak pelanggaran hukum.
Walaupun secara faktor internal pelaku tidak bermasalah, bisa jadi faktor eksternal bermasalah. Anggapan ini menyebabkan para pelaku tidak menganggap dirinya melakukan tindakan kejahatan karena merasa dirinya tidak bersalah secara individual dan hanya korban dari sistem yang ada. Pelanggaran tidak lagi dipandang sebagai aib, namun merupakan risiko pekerjaan. Ironisnya, terdapat anggapan bahwa pembangunan dapat berjalan karena adanya pelanggaran. Kode etik yang dilanggar pada kasus yang sudah dijelaskan oleh dosen pengajar, adalah sebagai berikut:
1.      Integritas, pelaku seharusnya bersikap jujur dan lugas. Pelaku terbukti telah memalsukan pencatatan sehingga perusahaan rugi hingga triliyunan rupiah.
2.      Objektivitas, pelaku tidak bersikap objektif dan tidak mementingkan kepentingan banyak orang.
3.      Profesional, pelaku seharus mematuhi peraturan kode etik yang berlaku sesuai dengan profesi dan bukannya melanggar.
4.      Standar Teknis, pelaku tidak mengikuti standar kerja yang berlaku.

Jenis – Jenis Audit

Menurut (Sukrisno Agoes , 2004), ditinjau dari jenis pemeriksaan maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:
1.      Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
2.      Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.
3.      Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansiperusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
4.      Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang melakukan proses data akuntansidengan menggunakan sistem Elektronic Data Processing (EDP).

Senin, 13 November 2017

Contoh Kasus Pelanggaran Kode Etik Akuntan

Kasus Sembilan KAP yang diduga melakukan kolusi dengan kliennya

Jakarta, 19 April 2001 .Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta pihak kepolisian mengusut sembilan Kantor Akuntan Publik, yang berdasarkan laporan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), diduga telah melakukan kolusi dengan pihak bank yang pernah diauditnya antara tahun 1995-1997.
Koordinator ICW Teten Masduki kepada wartawan di Jakarta, Kamis, mengungkapkan, berdasarkan temuan BPKP, sembilan dari sepuluh KAP yang melakukan audit terhadap sekitar 36 bank bermasalah ternyata tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar audit. Hasil audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga akibatnya mayoritas bank-bank yang diaudit tersebut termasuk di antara bank-bank yang dibekukan kegiatan usahanya oleh pemerintah sekitar tahun 1999. Kesembilan KAP tersebut adalah AI & R, HT & M, H & R, JM & R, PU & R, RY, S & S, SD & R, dan RBT & R. “Dengan kata lain, kesembilan KAP itu telah menyalahi etika profesi. Kemungkinan ada kolusi antara kantor akuntan publik dengan bank yang diperiksa untuk memoles laporannya sehingga memberikan laporan palsu, ini jelas suatu kejahatan,” ujarnya. Karena itu, ICW dalam waktu dekat akan memberikan laporan kepada pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan mengenai adanya tindak kriminal yang dilakukan kantor akuntan publik dengan pihak perbankan.
ICW menduga, hasil laporan KAP itu bukan sekadar “human error” atau kesalahan dalam penulisan laporan keuangan yang tidak disengaja, tetapi kemungkinan ada berbagai penyimpangan dan pelanggaran yang dicoba ditutupi dengan melakukan rekayasa akuntansi.
         Teten juga menyayangkan Dirjen Lembaga Keuangan tidak melakukan tindakan administratif meskipun pihak BPKP telah menyampaikan laporannya, karena itu kemudian ICW mengambil inisiatif untuk mengekspos laporan BPKP ini karena kesalahan sembilan KAP itu tidak ringan. “Kami mencurigai, kesembilan KAP itu telah melanggar standar audit sehingga menghasilkan laporan yang menyesatkan masyarakat, misalnya mereka memberi laporan bank tersebut sehat ternyata dalam waktu singkat bangkrut. Ini merugikan masyarakat. Kita mengharapkan ada tindakan administratif dari Departemen Keuangan misalnya mencabut izin kantor akuntan publik itu,” tegasnya. Menurut Tetan, ICW juga sudah melaporkan tindakan dari kesembilan KAP tersebut kepada Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta supaya dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode etik profesi akuntan.
Analisis : 
          Dalam kasus tersebut, akuntan yang bersangkutan telah melanggar beberapa kode etik profesi akuntan. Kode etik pertama yang dilanggar yaitu prinsip tanggung jawab profesi. Prinsip ini mengandung makna bahwa akuntan sebagai pemberi jasa professional memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa mereka termasuk masyarakat dan juga pemegang saham.

       Kode etik kedua yang dilanggar yaitu kepentingan public dan objektivitas. Para akuntan dianggap telah menyesatkan publik dengan penyajian laporan keuangan yang direkayasa dan mereka dianggap tidak objective dalam menjalankan tugas. Dalam hal ini, mereka telah bertindak berat sebelah yaitu mengutamakan kepentingan klien dan mereka tidak dapat memberikan penilaian yang adil, tidak memihak, serta bebas dari benturan kepentingan pihak lain.

Sabtu, 07 Oktober 2017

Etika Profesi Akuntansi (Softskill)

Tugas Etika Profesi Akuntansi

Nama : Rivaldi Revin
NPM : 29214547
Kelas : 4EB07

Akuntansi saat ini telah berkembang pesat sejalan dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Kebutuhan informasi keuangan yang semakin baik dari segi jenis maupun jumlahnya menuntut diperlukannya spesialisasi dalam akuntansi yang dapat menyediakan dan memenuhi kebutuhan informasi keuangan bagi pemakainya. Oleh karena itu diperlunya etika profesi untuk mengarah itu semua. Seorang akuntan profesional harus memiliki etika profesi akuntansi. Di Indonesia, kode etik ini diawasi oleh organisasi profesi akuntansi, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Tujuan dari kode etik profesi akuntansi ini diantaranya adalah :
·         Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
·         Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
·         Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
·         Untuk meningkatkan mutu profesi.
·         Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
·         Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
·         Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
·         Menentukan baku standar
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan profesinya. Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan Publik
Setiap anggota harus senantiasa bertindak dalam krangka memberikan pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan yang diberikan publik, serta menunjukkan komitmen nya sebagai profesional.

3. Integritas
Untuk meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota wajib memenuhi tanggung jawabnya sebagai profesional dengan tingkat integritas yang setinggi mungkin.

4. Obyektivitas
Setiap anggota berkwajiban untuk menjaga tingkat ke-obyektivitas-nya dan terbebas dari benturan-benturan kepentingan dalam menjalankan tugas kewajiban profesional.

5. Kompetensi dan sifat kehati-hatian profesional
Setiap anggota wajib menjalankan jasa profesional dengan kehati hatian, kompetensi dan ketekunan juga berkwajiban untuk mempertahankan keterampilan profesional pada tingkatan yang dibutuhkan.
Ini untuk memastikan bahwa klien mendapatkan manfaat dari jasa profesional yang diberikan dengan kompeten berdasar pada perkembangan praktik, legislasi serta teknik yang mutakhir.

6. Kerahasiaan
Anggota harus menghormati kerahasiaan informasi selama melaksanakan jasa profesional. Tidak boleh menggunakan atau mengungkapkan informasi tersebut jika tanpa persetujuan terlebih dahulu kecuali memiliki hak atau kewajiban sebagai profesional atau juga hukum untuk mengungkapkan informasinya.

7.  Perilaku Profesional
Tiap anggota wajib untuk berperilaku konsisten dengan reputasi yang baik dan menjauhi kegiatan/tindakan yang bisa mendiskreditkan profesi.

8. Standar Teknis
Anggota harus menjalankan jasa profesional sesuai standar teknis dan standar profesional yang berhubungan/relevan.


Ketika suatu saat menjadi seorang Auditor

Auditor adalah seseorang yang menyatakan suatu pendapat atas suatu laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, dalam hal kewajaran pada seluruh hal yang sifatnya material, posisi keuangan serta arus kas yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
Jika dilihat dari sudut profesi akuntan publik. Auditor adalah seorang yang melakukan pemeriksaan (examination) secara obyektif terhadap laporan keuangan suatu perusahaan yang bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan yang telah disusun tersebut menyajikan informasi keuangan secara wajar, dalam segala hal yang bersifat material, posisi keuangan serta hasil usaha entitas bisnis atau perusahaan tersebut.
Sebelum menjadi seorang auditor, saya ingin mengambil sekolah profesi terlebih dahulu. Perlunya pengembangan ilmu akuntansi secara praktek dibidangnya. Harus terlebih dahulu memahami masalah yang akan dihadapi. Harus memahami bagaimana perusahaan yang bakal menjadi klien, terus harus mengenal bagaimana kehidupan perusahaan tersebut, bagaimana strukturnya dan hal-hal lain di perusahaan tersebut yang akan memudahkan untuk menjalankan tugas sebagai seorang auditor. Dan kemudian saya dapat mengambil keputusan bagaimana jalan keluar dari masalah tersebut.
Jika saya menjadi seorang auditor, saya akan menjalankan tugas dengan baik dan memegang teguh etika profesi yang ada. Bertanggung jawab dengan apa yang saya kerjakan. Bersikap profesional, bekerja sesuai dengan harapan klien. Menunjukkan komitmen atas profesionalisme, serta menjaga kepercayaan klien terhadap saya. Menjaga rahasia perusahaan dan tidak menyebarkan, atau memberitahu auditor-auditor lain tentang apa yang ada di perusahaan tersebut, kecuali dengan persetujuan pihak perusahaan.
Bersikap independen, objektif, adil, tidak memihak, jujur serta intelektual, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh orang lain. Saya akan menilai sesuai dengan peraturan yang ada. Saya bekerja sesuai dengan fakta, bukti dan kenyataan. Jika pada saat mengaudit saya menemukan kendala dan sulit untuk mengambil keputusan, saya akan berkonsultasi dengan auditor senior yang lebih berpengalaman. Agar saya mendapat solusi yang terbaik untuk perusahaan tersebut tapi tetap menaati aturan-aturan dan kode etik auditor. Sehingga klien saya puas dengan hasil kerja saya.

Jumat, 21 April 2017

Percakapan Menggunakan simple present tense



A         : Hi mate! How are you doing?
B         : I’m doing well. Thank you. What’s up?
A         : I’m curious about that new student in our class, what is her name?
B         : Well, aaahhh Lisa.
A         : How do you know her?
B         : Well we have met before. She was my friend when we were in junior high school.
A         : Aaaaa.. I see. Where does she come from?
B         : She comes from America. New York.
A         : What does she do then here?
B         : Well, her parents often move to another country every four years. So now her parents have been transferred to Australia. That’s why now she is here and she works in the hospital as a Nurse.
A         : Really? Wow… Which hospital does she work?
B         : She works in Paramarta Hospital.
A         : Does she like doing exercise?
B         : No, she doesn’t. She isn’t very sporty. Hahaha why are you so curious about her? I bet you like her, ha?
        : Hmmm Well yeah, she is beautiful and attractive. If you don’t mind, do you want to introduce her to me?
B         : That’s not a big deal brother.
A         : Ok Thank a lot. 


Nama : Rivaldi Revin 
NPM  : 29214547
Kelas : 3EB07

Rabu, 22 Maret 2017

Simple Present Tense

Pengertian Simple Present Tense

Simple Present Tense meruapakan kalimat sederhana yang digunakan untuk menjelaskan suatu kegiatan sehari-hari atau kebiasaan sehari-hari.Present tense juga menyatakan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung atau terjadi pada waktu sekarang dalam bentuk sederhana.

Kegunaan Simple Present Tense
Simple Present Tense dapat digunakan sebagai berikut :
1.      Digunakan untuk menyatakan suatu kebiasaan yang dilakukan pada waktu tertentu( habits ).
            Contoh :
·                     I only eat vegetables
·                     She drinks tea at breakfeast
·                     He visits my house twice a week
2.      Digunakan untuk menyatakan suatu kegiatan yang berulang-ulang( repeated actions).
Contoh :
·                     I go to market every morning
·                     My parents are always at home on Sunday
3.       Digunakan untuk menyatakan suatu kebenaran umum, suatu kebenaran umum yang terjadi terus menerus ( general truth )
 Contoh :
·                     The sun rises in the east and sets in the west
·                     The earthis round
·                     A week have seven week
·                     ice is cold  (es itu dingin)
·                     fire is hot (api itu panas)


4.      Digunakan untuk menyatakan suatu instruksi atau arah (instructions or directions)
Contoh :
·         Open the bottle and pour the contents into glass
·         I’ll let you enjoy dinner
5.      Digunakan untuk menyatakan situasi yang tidak berubah (fixed arrangements)
Contoh :
·         His father arrives tomorrow
·         Our new year starts on the 1st January
6.      Digunakan untuk menyatakan dengan konstruksi masa depan (with futureconstructions)
Contoh :
·         She’ll see you before she leaves
·         We’ll give it to her when she arrives

Kalimat Verbal

Mengekspresikan kalimat Simple Present Tense yang menggunakan kata kerja (VERB)

+
Subject + Verb 1 + Object
-
Subject + DON'T / DOESN'T + Verb 1 + Object
?
DO / DOES + Subject + Verb 1 + Object?
?
Question Word + DO/ DOES + Subject + Verb 1?


Contoh :
+
I speak English everyday
She speaks English everyday
-
I don't speak English
She doesn't speak English

?
Do you speak English?
Jawaban: Yes I do, atau No, I don't
Does she speak English?
Jawaban: Yes She does, atau No, She doesn’t
?
Why do you speak English everyday ?

1. Rumus kalimat verbal positif yang digunakan adalah :
            Untuk subyek I, You, We, They :

Subyek + infinitive (Verb 1)

Untuk subyek He, She, It :

Subyek + infinitive (Verb 1) + s/es
Keterangan : 
Infinitive ( Kata kerja dasar) disebut juga kata kerja bentuk pertama (Verb 1)
Contoh :
- I write a letter everyday.
  (Saya menulis surat setiap hari)
- She reads a magazine every morning.
  (Dia membaca majalah setiap pagi)
- They visit their grandmother every Friday.
  (Mereka mengunjungi neneknya setiap hari Jum'at)
            Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan saat menambahkan s/es pada kata kerja dasar (infinitive), yaitu sebagai berikut :
1. Pada umumnya kata kerjanya (infinitive) langsung ditambah dengan akhiran "-s"

No
Verb 1 (infinitive)
Penambahan akhiran “-s”

Arti kata
1
read
Reads
membaca
2
work
Works
bekerja
3
write
Writes
menulis
4
set
Sets
terbenam
5
shine
Shines
bersinar
6
sing
Sings
menyanyi
7
bring
Brings
membawa
8
eat
Eats
makan
9
help
Helps
menolong
10
give
Gives
memberi

 2. Kata kerja (infinitive) yang berakhiran huruf "ch, o, s, sh, x, z" ditambah akhiran "-es"

No
Verb 1 (infinitive)
Penambahan akhiran “-es”

Arti kata
1
teach
Teaches
mengajar
2
reach
Reaches
menjangkau
3
do
Does
mengerjakan
4
go
Goes
pergi
5
kiss
Kisses
mencium
6
discuss
Discusses
mendiskusikan
7
pass
Passes
melewati
8
wish
Wishes
mengharapkan
9
finish
Finishes
menyelesaikan
10
fix
Fixes
memperbaiki

3. Kata kerja (infinitive) yang berakhiran dengan huruf "-y" dan didahului oleh huruf mati (konsonan), maka akhiran "-y" diubah menjadi "-i" kemudian ditambah "-es".
No
Verb 1 (infinitive)
Penambahan akhiran “-es”

Arti kata
1
cry
Cries
menangis
2
carry
Carries
membawa
3
fly
Flies
terbang
4
study
Studies
belajar
5
reply
Replies
menjawab
6
try
Tries
berusaha

4. Kata kerja (infinitive) yang berakhiran huruf "-y" yang diawali oleh huruf hidup (vokal), cukup ditambah dengan akhiran "-s' .
No
Verb 1 (infinitive)
Penambahan akhiran “-s”

Arti kata
1
buy
Buys
membeli
2
play
Plays
bermain
3
lay
Lays
berbaring
4
say
Says
berkata
5. Apabila kata kerja (infinitive) diawali dengan kata kerja bantu, maka tidak mendapatkan tambahan "s/es".
No
Contoh Kata
Arti
1
must try
harus mencoba
2
must work
harus bekerja
3
can speak
dapat bicara
4
can write
dapat menulis

2. Rumus kalimat verbal negatif yang digunakan adalah :
Untuk subyek I, You, We, They :
Subyek + do + not + infinitive (Verb 1)

  Untuk subyek He, She, It :


Subyek + does + not + infinitive (Verb 1)

Keterangan :
Untuk membentuk kalimat verbal negatif harus ditambahkan "do/does + not" yang diletakan sebelum kata kerja (infinitive).
Do digunakan bila subyeknya I, You, We, They
Does digunakan bila subyeknya He, She, It
Dalam bentuk kalimat verbal negatif, tambahan "s/es" pada kata kerja dihilangkan.
Contoh :
- I do not write a letter everyday.
  (Saya tidak menulis surat setiap hari)
- She does not read a magazine every morning.
  (Dia tidak membaca majalah setiap pagi)
- They do not visit their grandmother every Friday.
  (Mereka mengunjungi neneknya setiap hari Jum'at)
Word Order of Question with Do and Does

1. Rumus kalimat verbal tanya yang digunakan adalah :
 Untuk subyek I, You, We, They :

Do + Subyek + Infinitive (Verb 1) ?
  Untuk subyek He, She, It :
Does + Subyek + Infinitive (Verb 1) ?
Keterangan :
Kalimat verbal tanya dibentuk dengan meletakan do/does di awal kalimat  jadi penambahan "s/es" pada kata kerja (infinitive) juga dihilangkan (tidak diperlukan).
Contoh :
- Do I write a letter everyday?
  (Apakah saya menulis surat setiap hari?)
- Does She read a magazine every morning?
  (Apakah dia membaca majalah setiap pagi?)
- Do they visit their grandmother every Friday?
  (Apakah mereka mengunjungi neneknya setiap hari Jum'at?)
Jawaban yang diperlukan untuk pertanyaan di atas hanya : Yes,....... atau No,.......
Contoh lain :
- Do they go to school everyday?
  Apakah mereka pergi ke sekolah setiap hari?
  Jawaban :
  Yes, they do. (Ya)
  No, they don't. (Tidak)
- Does she buy a doll every month?
  Apakah dia membeli sebuah boneka setiap bulan?
  Jawaban :
  Yes, she does. (Ya)
  No, she doesn't
Question Word Verbal
            Apabila dalam kalimat verbal tanya digunakan bersama kata tanya (question word) seperti : What (apa), Where (dimana), When (kapan), Who (siapa), Why (mengapa), Which (yang mana), How (bagaimana), maka pola susunan kalimatnya adalah :
1. Bila kata tanya (question word) yang digunakan tidak menanyakan subyek, misalnya : Where, What, When, Why, Which, How dapat digunakan rumus :
Untuk subyek I, You, We, They :
Question Word (QW) + do + Subyek + Infinitive ?

Untuk subyek He, She, It :
Question Word (QW) + does + Subyek + Infinitive ?
Contoh kalimat :
- Where do you live?               = I live in Jakarta
  (Dimana kamu tinggal?)        = (Saya tinggal di Jakarta)
  Jawabannya tidak Yes atau No tapi :
- What does she write?           = She writes a letter.
  (Apa yang dia tulis?)             = (Diamenulis sebuah surat.)
Jawaban :
2. Bila kata tanya (Question Words) yang digunakan menanyakan subyek, misalnya Who, maka rumusnya sebagai adalah :
Question Word (QW) + infinitive + s/es?
Keterangan :
Pada bentuk pertanyaan ini, kata kerja (infinitive) ditambah dengan "s/es" sesuai dengan aturan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Contoh :
- Who always helps your father?                    = My brother always help my father.
  (Siapa yang selalu membantu bapakmu?)     = (Kakak laki-lakiku selalu membantu bapakku)
  Jawaban :
- Who borrows your English book?
   (Siapa yang meminjam buku bahasa Inggrismu?)
Jawaban :
   Amira borrows my English book.
   (Amira meminjam buku bahasa Inggris saya)

Kalimat Nominal

Mengekspresikan kalimat Simple Present Tense yang tidak menggunakan kata kerja (Non VERB)

+
Subject + To be 1 + Non Verb + Object
-
Subject + To be 1 + NOT + Non Verb + Object
?
To be 1 + Subject + Non Verb + Object?
?
Question Word + To be 1 + Subject + Non Verb + Object?
Contoh :
+
I am a teacher.
She is a teacher.
-
I am not a teacher.
She is not a teacher.

?
Are you a teacher?
Jawaban: Yes I am, atau No, I am not
Is she a teacher?
Jawaban: Yes She is, atau No, She is not

?
What are you ?
Jawaban: I am a teacher
Where is your sister ?
Jawaban: She is here
1. Rumus kalimat nominal positif yang digunakan adalah :
Subyek + To be + Noun Adjective/Adverb
Keterangan :
Non verb atau bukan kata kerja (verb), dapat berupa kata benda (noun), kata sifat (adjective) atau kata keterangan (adverb).
To be (is, am, are) yang disesuaikan dengan subyek kalimat.
- is untuk subyek He, She, It
- are untuk subyek We, You, They
- am untuk subyek I
Contoh :
- You are sad. -------------> kata sifat
  (Kamu sedih)
- We are in the library. -----> kata keterangan
  (Kami ada di perpustakaan)
- She is a teacher.
  (Dia seorang guru)
            Tetapi jika sebelum to be didahului oleh kata kerja bantu (verb), maka bentuk to be (is, am, are) berubah menjadi be untuk semua subyek.
Contoh :
- I must be there.
  (Saya harus kesana,)

- He can be ill.
  (mungkin dia sakit.)
2. Rumus kalimat nominal negatif yang digunakan adalah :

Subyek + To be + not +Noun Adjective/Adverb

Keterangan :
Kalimat nominal negatif dibentuk dengan menambahkan not di belakang to be.
- You are not sad.
  (Kamu tidak sedih)
- We are not in the library.
  (Kami tidak ada di perpustakaan)
- She is not a teacher.
  (Dia bukan seorang guru)
3. Rumus kalimat nominal tanya yang digunakan adalah :
To be + Subyek + Noun Adjective/Adverb

  Keterangan :
Kalimat nominal ini dibentuk dengan to be di awal kalimat.
Contoh :
- Are you sad?
  (Apakah kamu sedih?)
- Are we in the library?
  (Apakah kami ada di perpustakaan?)
- Is she a teacher?
  (Apakah dia seorang guru?)
Untuk menjawab pertanyaan di atas dapat digunakan jawaban : Yes, ... atau No, ...
Contoh :
- Is she a teacher?
  (Apakah dia seorang guru?)
  Jawaban :
  Yes, she is. = Ya
  No, she is not. = Tidak
Question Word Nominal

            Jika dalam kalimat nominal tanya digunakan kata tanya (question word), maka rumus yang digunakan adalah:
Question Word (QW) + To be + subyek ?
Contoh:
- Where is your mother?
  (Dimana ibumu?)
 Jawaban :
  She is in the kitchen.
  (Dia ada di dapur.)
- What is your occupation?
  (Apa pekerjaan kamu?)
 Jawaban :
  I am a teacher.
 (Saya seorang guru.)
Keterangan :
Jika dalam kalimat tanya digunakan subyek you (kamu), maka dalam kalimat jawaban harus digunakan subyek I (saya).

                                   KELOMPOK 11 (TUGAS BHS INGGRIS BISNIS 2)
·      IRFAN IBRAHIM                                    (25214442)
·      RIVALDI REVIN                                     (29214547)
·      SEPTYA RAHAYU PERTIWI                (2A214157)